DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

Provinsi Kalimantan Utara


Artikel


Diunggah pada 2022-07-28 01:37:50

Produk Perikanan yang Berdaya Saing Global

First slide

Daya saing domestik yang tinggi akan mendorong terciptanya keunggulan kompetitif dalam suatu daerah. Daya saing salah satu kemampuan produsen dalam produksi untuk menghasilkan komoditas yang bermutu, biaya produksi rendah agar ketika barang tersebut dipasarkan dapat memperoleh laba yang mencukupi sehingga mampu mempertahankan kelanjutan kegiatan produksinya (Achsa et al., 2021). Jadi, suatu daerah harus memiliki daya saing yang tinggi agar mampu mendapatkan value dari manfaat perdagangan. Produk perikanan yang memiliki daya saing yang tinggi sangat diharapkan untuk dapat terus eksis dan berkembang sehingga akan meningkat dan dapat mendorong produksi dalam daerah serta meningkatkan pendapatan nelayan/pembudidaya ikan. Data produksi perikanan tangkap dan budidaya, setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini menyebabkan Kalimantan Utara memiliki potensi yang besar di sektor kelautan dan perikanan. Tahun 2021 produksi perikanan berdasarkan volume mengalami kenaikan sebesar 20,08% dengan rincian ditunjukan oleh Tabel 1.1 (Renstra DKP Kaltara, 2021). Selain itu, potensi perikanan juga didukung dengan ditetapannya kampung budidaya pada Kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara. Seperti Kampung Budidaya Kepiting di Tarakan, Kampung Budidaya Nila di Malinau, Kampung Budidaya di Udang Windu di KTT, Kampung Budidaya Bandeng di Bulungan, dan Kampung Budidaya Rumput Laut di Nunukan. Daya saing produk perikanan Indonesia di pasar dengan posisi tawar harga yang rendah juga disebabkan tidak efisien dalam pemasaran. Kegiatan pemasaran dikatakan efisien apabila kegiatan ini dapat memberikan suatu balas jasa yang seimbang kepada semua pihak yang terlibat yaitu petani sebagai produsen, pedagang perantara, dan pengecer, serta mampu menyampaikan komoditi hasil ke konsumen dengan biaya rendah. Khusus dalam kaitannya dengan bidang pemasaran hasil perikanan, hambatan masih berkisar pada pola produksi masih belum berorientasi pada permintaan pasar karena kurangnya informasi pasar (Cleina, 2009). Oleh karena itu, dengan meningkatnya produksi pada sektor perikanan, arah kebijakan pembangunan perikanan mengacu pada pendekatan market based theory atau pasar yang menjadi acuan kebijakan (market driven), sehingga ketersediaan produk yang dapat diterima, kesesuaian harga, dan diminati oleh konsumen menjadi core competency dalam strategic routing yang akan dilaksanakan. Untuk itu, valuable creative activities perlu dirumuskan agar sumberdaya yang kita miliki (tangible, intangible, human resources) dapat menghasilkan produk yang dapat berkompetisi baik khususnya pada Kalimantan Utara. Sehubungan dengan hal tersebut, informasi pasar berperan penting dalam meningkatkan daya saing khususnya pada produk perikanan.